Senin, 18 November 2019

PUISI TERAKHIR UNTUKMU

Maafkan karena sedikit menipu
Pada dasarnya aku tak mampu
Nyatanya aku masih ingin merindu
Dirimu

#DariSudutKamarYangBerantakanOlehMataYangLelah

BINCANG PAGI

Hai pagi, apakah kau sedang merindu?
Sehingga kau paksakan aku terbangun menunggumu
Apa yang ingin kau sampaikan?
Mengingatkan kenangan-kenangan?
Atau hanya ingin membuatku kelelahan?
Tenang saja, walaupun demikian
Diri ini takkan menyimpan dendam

Karena kau adalah yang selalu hadir disaat diri ini terpuruk dalam lamunang kenangan
dimalam yang kelam

Pagi jangan pernah marah
Atau aku akan kehilangan arah
Jangan pula pergi
Karna kutaktau kemana harus kucari

Hei pagi, tolong sampaikan pada paginya
Semoga dia menikmatinya
Tolong juga sampaikan aku sangat merindu penikmat pagi disudut kota yang lain ini

Terimakasih pagi karena telah mencerahkan hariku dan harinya kembali

#DariSudutKamarYangBerantakanOlehMataYangLelah

INGINKU

Entah sudah berapa pekan kulewati dari percakapan terakhir kita via telepon itu
Penyesalanku karena memvonis bahwa aku tidak akan menelepon lagi atau menganggumu
Penyesalanku karena tak mampunya diri ini untuk menerima bahwa kau bukanlah milikku
Penyesalanku karena tak mampu memaafkan diri dan dosa dosa atas perbuatanku

Kasih, kau memang pantas untuk membenciku
Apalagi dendam dan melontarkan sumpah serapahmu kepadaku
kalau boleh meminta, tolong lakukan sekarang kepadaku
luapkan semua amarah dan bencimu
Percayalah aku akan bahagia menerima itu
Karena dengan cara itu
Aku kembali dapat mendengarmu
Mendengar suaramu
Nafasmu
Kamu

Percayalah kasih
Aku selalu terbangun menuju pagi
Yang kutahu selalu ada kita dalam pandangan ini
Terserahla itu realita atau ilusi
Yang pasti aku ingin kamu disini
Menyelamatkanku dari rindu ini

#DariSudutKamarYangBerantakanOlehMataYangLelah

ILUSI

Kadang aku sering mengilusikan
Membuat semua tampak seperti kenyataan
Seperti, kita tertawa dalam percakapan.
Aku sangat hidup, membuatku tertawa senang

Diduniaku, kita sedang duduk bersama
membahas tentang anak kita
Yang tak boleh seperti ayah.
Juga membicarakan tentang siapa nama anak kita

Aku hanya bisa tersenyum dalam semua ilusi ini
Lalu terjatuh aku saat memeluk dirimu yang pergi
Tersadarkan aku dari dunia palsu yang aku ciptakan sendiri
Lalu kusadari bahwa aku tak bisa membohongi hati
Yang belum rela melihat kau pergi
Maafkan aku yang belum berdamai dengan diri
Biarkan aku hancur dan tenggelam dalam ilusi kenangan ini.

Selamat Ulang Tahun (Lagi)

Heii... Tak pernah lupa akan hari ini... Hari bahagiamu yang selalu kurayakan sendiri... Namun saat ini cukup berbeda.. Mungkin ...